Teknik Menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah
Oleh : Atik Atiatun Nafisah
Pertemuan ilmiah yang akhir-akhir ini
marak digelar, merupakan fenomena positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan jabatan. Selain dapat meningkatkan
kualitas keilmuan dan keterampilan teknis, juga saat ini merupakan ajang untuk
memperoleh sertifikat guna penambah angka kredit jabatan. Lebih dari itu, pertemuan tersebut diharapkan
akan menumbuhkan pola pikir kritis, peka dan sikap tanggap dari peserta
terhadap masalah-masalah pembangunan.
Dari berbagai temu ilmiah yang diadakan,
sering terlihat adanya tata cara, prosedur dan teknik penyelenggaraan tidak
sesuai dengan bentuk temu ilmiah yang sedang diselenggarakan. Tidak jelas apakah berbentuk seminar, diskusi
panel ataukah simposium. Ketidakjelasan
tersebut apabila dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan hasil yang tidak
sesuai dengan target sasaran, juga merupakan penghamburan sumber daya dan dana
yang tersedia.
Untuk menghindari hal tersebut, berikut
dijelaskan beberapa bentuk pertemuan ilmiah serta tujuan dan teknik
penyelenggaraannya berdasarkan pedoman umum yang telah dibakukan oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Ceramah
Ceramah merupakan suatu penyampaian
informasi yang dilakukan secara lisan mengenai suatu topik tertentu. Tujuannya untuk memberikan informasi secara teratur/menjelaskan masalah.
Teknik penyelenggaraannya:
a. Pembicara dapat bersifat
tunggal, berkompeten dalam topik yang telah ditentukan;
b. Waktu penyampaian ceramah
antara 30 hingga 60 menit;
c. Kegiatan ini dapat
dilanjutkan dengan tanya jawab dari peserta.
Diskusi Panel
Diskusi panel adalah suatu diskusi yang
dilakukan panelis mengenai suatu topik tertentu. Tujuannya untuk membahas suatu topik tertentu secara mendalam, dan
diharapkan pembahasan ini dapat diikuti oleh hadirin untuk diambil manfaatnya.
Teknik penyelenggaraannya:
a. Moderator membuka diskusi,
mengumumkan topik diskusi dan arah serta tujuan yang ingin dicapai,
memperkenalkan para panelis, dan membacakan aturan main diskusi;
b. Panelis berjumlah 3 hingga 6
orang;
c. Panelis secara bergiliran
menyampaikan gagasan, pendapat, atau pengalaman sesuai dengan jatah waktu yang
diberikan kepadanya;
d. Setelah semua panelis
menyelesaikan pembicaraan, moderator mengatur jalannya diskusi antar
panelis. Panelis yang satu akan
menanggapi atau menanyakan butir2 tertentu berkaitan dengan gagasan, pendapat
atau pengalaman panelis lain. Sementara itu, panelis lain akan menjawab,
menerangkan atau mempertahankan pendapatnya.
Sedangkan peserta
hanya mengamati jalannya diskusi sebagai penonton dan pendengar;
e. Kegiatan ini dapat
dilanjutkan dengan tanya jawab dari peserta kepada panelis melalui moderator;
f. Terakhir, moderator
merangkum hasil diskusi dengan jalan menyatakan butir2 yang sama2 disepakati,
yang tidak disepakati dan yang masih menimbulkan perbedaan pendapat.
Seminar
Seminar merupakan pertemuan suatu kelompok
yang dengan sistematis mempelajari suatu topik di bawah pimpinan seorang akhli
dan berwenang dalam bidang tersebut.
Secara umum, yang dibicarakan dalam seminar adalah masalah kebijaksanaan
yang akan dipakai sebagai landasan bagi masalah2 yang bersifat teknis. Tujuannya untuk mencari kesepakatan dan
bantuan pendapat dalam mengungkapkan, menganalisa, memberikan kesimpulan dan
saran suatu masalah.
Teknik penyelenggaraannya:
a. Peserta seminar terdiri dari
5 hingga 30 orang yang mempunyai latar belakang dan pengetahuan yang sama;
b. Lama waktu untuk suatu
seminar berkisar 2 jam;
c. Seminar dipimpin oleh
pimpinan sidang yang bertugas membuka seminar dan menyampaikan kata pengantar
untuk menjelaskan tujuan dan masalah yang akan dibahas dalam seminar ini;
d. Setelah itu pemrasran yang
telah mempersiapkan diri, menyampaikan laporan hasil penelitian atau berbagai
aspek dari topik seminar;
e. Selanjutnya kepada peserta diberikan
kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang jelas, dilanjutkan dengan diskusi
untuk mensitesa laporan yang dikemukakan, atau menyampaikan pendapat;
f. Terakhir, pimpinan seminar
menyimpulkan hasil seminar dan memperbaiki berbagai kekeliruan yang mungkin
terdapat baik dalam laporan maupun diskusi.
Simposium
Simposium merupakan suatu pertemuan
terbuka dengan beberapa pembicara menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek
yang berbeda, tetapi saling berkaitan tentang suatu topik. Tujuannya untuk memberikan informasi suatu topik
atau masalah tertentu dengan cara lebih terorganisir dan dalam rangka membahas
dari berbagai aspek.
Teknik penyelenggaraannya:
a. Pembicara berjumlah 2 – 4
orang, masing-masing berbicara dalam jangka waktu 5 hingga 30 menit;
b. Moderator membuat rangkuman
tentang hal yang dibicarakan;
c. Kegiatan ini dapat
dilanjutkan dengan tanya jawab dari peserta.
Kolokium
Berbeda dengan simposium, kolokium tidak
diawali ceramah. Para akhli yang
diundang hanya memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan wakil dari peserta
mengenai topik yang telah ditentukan
Teknik penyelenggaraannya:
a. Nara sumber/akhli berjumlah
paling sedikit 1 orang;
b. Wakil dari peserta berjumlah
3 hingga 4 orang yang bertugas mengajukan pertanyaan opini, tanggapan dan
melemparkan ”issue” untuk dibahas para akhli;
c. Moderator bertugas
mengarahkan jalannya pertemuan, sedangkan peserta lain hanya ikut mendengarkan.
Workshop/Lokakarya
Lokakarya merupakan pertemuan yang khusus
dihadiri oleh sekelompok orang yang pekerjaannya sejenis. Sebab, yang
dibicarakan adalah masalah teknis yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan peserta dengan menggunakan berbagai jenis metode pertemuan ilmiah.
Teknik penyelenggaraannya:
a. Peserta lokakarya antara 20
hingga 30 orang atau lebih;
b. Lama lokakarya sangat
bervariasi, dapat 1 hari atau lebih;
c. Topik lokakarya lebih
ditentukan oleh pesertanya berdasarkan minat dan kebutuhan mereka sendiri,
namun dapat pula berdasarkan penugasan dari organisasi;
d. Lokakarya dimulai dengan penyampaian
pandangan oleh para akhli yang biasanya dituangkan dalam bentuk makalah. Pengarahan diberikan dengan teknik ceramah,
pemutaran film, demonstrasi dan sebagainya untuk seluruh peserta;
e. Kemudian peserta
dipecah menjadi kelompok kecil untuk
menjalani latihan praktek. Disamping itu
kelompok ini dapat juga menjadi kelompok kerja (workgroup) yang
ditugaskan untuk membuat tugas tertentu seperti membuat program, menyusun
rancangan peraturan dan sebagainya;
f. Lokakarya menghasilkan suatu
keputusan dan rekomendasi untuk diberikan kepada pemberi tugas.
Penataran
Penataran merupakan pertemuan dengan
tujuan agar sekumpulan pengetahuan dan atau keterampilan dilimpahkan kepada
peserta, atau serangkaian topik yang diajukan untuk dijadikan pertimbangan
mereka.
Teknik penyelenggaraannya:
a. Peserta penataran antara 20
hingga 30 atau bisa lebih;
b. Lama penataran bervariasi,
dapat 1 hari atau lebih;
c. Penataran direka dan
diselenggarakan oleh para profesional khususnya dalam hal memberikan informasi
dan keterampilan yang akan diajarkan;
d. Pengarahan dapat dibagi
dalam tiga bagian: sesi pleno, sesi praktek dan diskusi kelompok.
e. Dalam sesi pleno, bahan yang
disampaikan dilakukan melalui ceramah, film dan pameran. Dalam sesi kelompok, diadakan diskusi agar
peserta mendapat pengalaman langsung dalam memimpin dan berperan serta dibawah
pengawasan pimpinan penataran.
Perbedaan pokok antara penataran dan
lokakarya adalah, pada penataran terjadi limpahan vertikal dari penyelenggara
kepada peserta, sehingga bertambah pengetahuan/keterampilannya. Sedangkan lokakarya mengundang peserta untuk
bekerja dalam kelompok dan menyusun hasil bersama
Santiaji (Breefing)
Santiaji adalah suatu bentuk penyampaian
informasi searah dari atasan kepada anggota atau orang yang dinaunginya,
terutama yang menyangkut masalah kebijaksanaan.
Tujuannya adalah agar kebijaksanaan yang berlaku didalam lembaga atau
kelompok yang dipimpinnya dapat dilaksanakan oleh para anggotanya atau orang
yang bernaung di bawahnya.
Teknik Penyelenggaraannya:
a. Peserta dapat berjumlah besar
b. Waktu yang diperlukan
umumnya singkat;
c. Penyampaian informasi
sifatnya searah;
d. Tanya jawab dimungkinkan
hanya dalam rangka memperjelas kebijaksanaan dan pengamanan pelaksanaaan
kebijaksanaan tersebut.
Rapat Kerja
Rapat kerja adalah pertemuan wakil-wakil
eselon dari suatu instansi untuk membahas masalah yang berkaitan dengan
tugas/fungsi instansi tersebut. Tujuannya
berusaha menghasilkan keputusan untuk dilaksanakan
Teknik Penyelenggaraannya:
a. Peserta antara 20 hingga 30
orang atau lebih;
b. Waktu yang diperlukan
bervariasi, dapat 1 hari atau lebih;
c.
Rapat kerja biasanya dipimpin langsung
oleh kepala instansi;
d.
Masalah yang dibahas adalah program kerja
yang akan dilaksanakan;
Konfrensi
Menurut
ensiklopedia Indonesia,
konfrensi berarti pembicaraan, rapat atau permusyawaratan antara wakil-wakil berbagai
negara untuk membahas kepentingan bersama.
Tujuannya adalah untuk
mencari jalan keluar dalam menyelesaikan suatu masalah
Teknik Penyelenggaraannya:
a. Peserta dapat berjumlah
besar
b. Waktu yang diperlukan
umumnya lebih dari 1 hari;
c. Konfrensi diadakan bila
dalam suatu organisasi muncul masalah serius yang perlu dilakukan tindakan
penyelesaian;
d. Waktu yang ada lebih banyak
digunakan untuk menentukan cara yg paling baik dilaksanakan untuk menyelesaikan
masalah. Bila perlu, penentuan cara
terbaik itu harus melalui pemungutan suara dari peserta konfrensi.
Kongres/Muktamar
Kongres/Muktamar adalah rapat besar, yang
dihadiri oleh wakil-wakil dari semua cabang suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk memilih ketua umum baru
atau juga menentukan garis-garis besar program organisasi untuk masa sekian
tahun ke depan.
Teknik Penyelenggaraannya:
a. Peserta dapat berjumlah
besar, ratusan bahkan ribuan;
b. Waktu yang diperlukan
umumnya lebih dari 1 hari;
c. Kongres/Muktamar biasanya
diselenggarakan setiap 5 tahun sekali
d. Penentuan keputusan
dilakukan secara musyawarah. Jika diperlukan, dapat melalui pemungutan suara dari peserta kongres/muktamar.
Sarasehan
Sarasehan adalah model rapat yang sifatnya
mendekati santai. Tujuannya untuk mencari
kesepakatan dan bantuan pendapat dalam suatu masalah.
Teknik Penyelenggaraannya:
a. Peserta antara 10 hingga 20
orang atau lebih;
b. Waktu yang diperlukan
umumnya singkat;
c.
Untuk mengesankan situasi santai penuh
keakraban, para peserta duduk lesehan di karpet sambil minum kopi dan makan
makanan kecil;
d.
Sarasehan biasanya dipimpin oleh pihak
penggagas;
e. para peserta dapat bebas
menyampaikan pendapat dan pengalamannya seputar topik yang telah ditentukan;
f. Penentuan keputusan
dilakukan secara musyawarah. Jika diperlukan, dapat melalui pemungutan suara dari peserta.
Debat
Debat adalah tukar fikiran
tentang suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan
pendapat. Tujuannya untuk mempertahankan
dan meyakinkan orang lain bahwa pendapatnya layak diterima
Teknik Penyelenggaraannya:
a. Moderator membuka dan
mengumumkan acara, tujuan yang ingin dicapai, memperkenalkan para pembicara,
dan membacakan aturan main acara;
b. Debat dapat dilakukan satu
lawan satu, atau kelompok lawan kelompok;
c. Pembicara secara bergiliran
menyampaikan gagasan, pendapat, atau pengalaman sesuai dengan jatah waktu yang
diberikan kepadanya;
d. Selanjutnya, moderator
mengatur jalannya debat antar pembicara atau kelompok. Pembicara yang satu akan berbicara kepada
lawan untuk membela sikap, pendirian, pendapat atau rencana dan melawan
sikap, pendapat atau rencana lawan. Karena itu, pembicara biasanya menyampaikan
alasan, bukti dan contoh yang sulit dibantah.
Sementara itu, pembicara lain dan kelompoknya juga berusaha menolak
dengan menunjukan kelemahan dan kekurangan usul yang telah disampaikan lawan, serta
berusaha untuk mempertahankan pendapatnya.
e. Terakhir, moderator
merangkum hasil debat dengan jalan menyatakan butir-butir yang sama-sama
disepakati, yang tidak disepakati dan yang masih menimbulkan perbedaan pendapat. Sedangkan penentuan keputusan dilakukan
bermacam-macam, tergantung pada jenis debat yang dilaksanakan.
Sebagai simpulan, sebelum menentukan
bentuk pertemuan ilmiah yang akan diadakan, perlu dipertimbangkan beberapa
faktor yang berkaitan dengan: tujuan pertemuan, sasaran yang dicapai dan sarana
yang tersedia. Untuk menghindari ”salah
kaprah” yang kerap dilakukan dalam penyelenggaraann pertemuan ilmiah,
sebaiknya pimpinan/ketua penyelenggara terlebih dahulu memberikan petunjuk teknis
mengenai ketentuan dan metoda penyelenggaraan pertemuan ilmiah kepada
pihak-pihak yang terkait didalamnya.
Sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan sasaran yang diharapkan.
Daftar Pustaka
Wiyanto, Asul. 2000. Diskusi. Jakarta: Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar